Aku tersenyum, dia membalas.
Aku mengingatnya, Abit dengan senyum jahilnya.
"Aw!" pekik ku. Dia mencubit pipiku.
---
Aku menangkap tatapan itu lagi.Sepasang mata yang sudah tak asing, yang sejak awal pelajaran bahasa inggris memperhatikanku.
Aku menoleh dengan cepat.
"Tertangkap kau! Berhentilah menatapku." Ucapku ketus pada Abit, teman sebangku-ku.
"Jangan GR!" Dia membalas setengah tertawa, lalu memalingkan wajahnya dariku.
Aku sadar sesadar-sadarnya orang sadar, sejak awal pelajaran dia terus menatapku.
Aku kembali mengalihkan pandangan kepada buku di atas mejaku.
Tidak lama, dia menoleh ke arahku lagi. Langsung saja ku timpuk dia dengan pulpen. Tidak terima, dia membalasku. Aku balas lagi, dia membalas lagi, begitu seterusnya. Sampai Ms. Yuni marah dan mengusir kami berdua dari kelas.
----
"Mengaapa setiap hari kau selalu membuatku kesal?" Tanyaku ketus.
Abit mengangkat bahunya dengan sikap tak acuh, "Karna gue sayang sama lo, Re. Mending tiap hari kita berantem kaya tadi deh dari pada kita diem-dieman. Enggak enak di-diemin sama lo. Jangan tanya kenapa, soalnya muka lo lucu kalo lagi kesel." Terdengar kekehan ringan dari bibir Abit. "Gue suka. Manis"
"Apa?" Selancar itu dia menyatakan pernyataanya barusan. Wajahku merah padam.
Belum sempat menjawabnya, sudah ada yang menginterupsi kami.
"Diam kalian berdua. Apa kalian tidak tahu bahwa kalian ada di perpustakaan? Dilarang berisik. Keluar sekarang!" Petugas perpustakan ikut mengusir kami.
---
"Cukup ya, Bit, jangan bikin aku diusir juga dari kantin." Kataku duduk dan menyandarkan punggungku di bangku kantin.
Abit tertawa dan ya, dia mengacuhkanku. "Mau es krim? Nih udah gue beliin." Abit mengulurkan sekotak es krim kecil. "Sesuai sama yang lo suka. Rasa stroberi." Abit duduk disebelahku.
"Aku anggap ini permintaan maaf kamu. Makasih." Aku meraih es krim di tangan Abit. Enggak mungkin kan aku nolak es krim sroberi.
"Terserah. Yang penting lo terima es krimnya."
Aku tersenyum. Aku tidak mungkin tidak mengakuinya, aku nyaman berada di dekat abit. Meskipun hari-hari kami diwarnai dengan pertengkaran, bagian jauh dari diriku mengakui, aku menikmati semuanya. Es krim stroberi ini juga kunikmati, disebelah Abit.
"Uhuk!" Aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam mulutku.
"Apa ini?" Aku mengeluarkan benda padat berbentuk lingkaran dari mulutku.
"Itu cincin bodoh!" Abit menoyor dahiku. " Nggak mau tau, lo harus simpen cincin itu."
"Maksudnya?" aku mengangkat sebelah alisku.
"Kalo es krim di terima, gue juga harus diterima Reviesa Anabila." Ujar Abit lembut sambil mengacak-acak rambutku.
---
Dasar Abit jahil.
Setelah dia mencubit pipiku, aku mengejar dia. Di jam pelajaran bahasa inggris (lagi!).
Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku tidak tahu apa maksudnya. Tapi satu hal yang pasti, aku senang bersamanya. And that feels so great.
-----
Created by: Ayu TN
Editor: Yusrina FAR (Little Migo)
Source image: Google
2 comments:
hhehee
hehe kenapa? :D haha
Post a Comment